KEUTAMAAN SHOLAT DHUHA

Posted by dwipriyatmoko On 2:38 AM 0 comments

MENDATANGKAN REZEKI
Sholat Dhuha dapat mendatang rezeki, hal ini dapat kita lihat dari sabda Rasulullah s.a.w : "Shalat dhuha dapat menarik rezeki dan menghilangkan kefakiran"

Dilihat dari waktunya, Shalat dhuha berlangsung menjelang orang mengais Rezeki atau menuntut ilmu. Para pedagang atau siapapun yang sudah merasakan khasiat dari shalat dhuha tidak akan pernah meninggalkannya, entah sebelum berangkat bekerja atau di tengah-tengah sedang bekerja.

Di kalangan kita kaum muslim, shalat dhuha memang sudah dikenal sebagai salat "untuk menarik rezeki". Tetapi sebenarnya rahasia yang dikandung dalam shalat dhuha tidak hanya itu.

SHALAT PENTOBAT
Salat dhuha, dari sisi fiqih, tergolong ibadah sunnah muakkadah, artinya ibadah yang sangat kuat kesunnahannya. Berarti, besar pula pahalanya. Begitu pentingnya sehingga Nabi s.a.w sangat menganjurkan pada sahabat beliau untuk menjalankannya, seperti dituturkan oleh Sayyidina Abu Hurairah r.a berikut ini : "kawan karibku (Rasulullah) s.a.w. berpesan kepadaku tiga hal : untuk berpuasa tiga hari pada tiap-tiap bulan, untuk menjalankan dua rakaat shalat dhuha, dan untuk mengamalkan shalat witir sebelum tidur." (riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Beliau menyebut shalat sebagai shalat para pentobat (awwabin). Sebagai shalatnya pentobat, maka Shalat dhuha sangat mujarab untuk merontokkan dosa-dosa, sebagai mana dalam sabda nabi s.a.w : "Barang siapa menjaga (pelaksanaan) genapnya Shalat Dhuha, dosa-dosanya akan diampuni walaupun sebanyak buih lautan."
Dalam Hadis lain Nabi s.a.w. mengungkapkan bahwa di sorga ada satu pintu yang disebut "Pintu Dhuha". Bila datang hari kiamat, terdengar seruan, "Manakah orang-orang yang membiasakan diri dengan shalat Dhuha? ini pintu kalian. Masukilah dengan Rahmat Allah."

PENGERTIAN SHALAT DHUHA
Dhuha adalah nama waktu, yakni waktu selepas waktu shubuh dan sebelum waktu zhuhur. Shalat Dhuha dimulai setelah matahari naik di ufuk timur setinggi satu tombak. Jadi, apabila anda masih tenggelam dalam wirid sehabis shubuh pada saat matahari mulai terbit atau pada saat jarum jam menunjuk waktu thulu' alias terbitnya matahari (lihat di jadwal Shalat), jangan bangkit dulu untuk shalat. Tunggulah matahari bergerak ke atas hingga ketinggiannya mencapai seukuran tombak (sekitar 20 menit).
Apa Pasal? Selain karena pada saat itu waktu dhuha belum masuk, juga dikarenakan ada larangan dari Nabi s.a.w. untuk menjalankan Shalat di saat matahari terbit. Sebagaimana dituturkan Abdullah bin Umar r.a., Nabi s.a.w. bersabda :

" Janganlah seorang dari kalian menyengaja shalat, lalu dia shalat bersamaan dengan terbitnya matahari. Tidak boleh pula shalat) bersamaan dengan tenggelamnya matahari." (riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Larangan untuk Shalat terus berlanjut hingga matahari meninggi sekitar satu tombak. Hal ini berdasarkan hadis yang mengutip sabda Rasul Allah s.a.w : "manakala telah muncuk ujung matahari, maka tundalah shalat sampai matahari meninggi. Apabila telah tenggelam ujung matahari, tundalah shalat sampai matahari tenggelam (seluruhnya)." (Riwayat Al Bukhari)kenapa Rasullulah s.a.w melarang kita shalat bersamaan dengan terbitnya matahari ?

TANDUK SYETAN
Penjelasan mengenai pelarangan nabi s.a.w. tersebut (dituturkan oleh Ibnu Umar r.a. namun dengan sanad (rangkaian riwayat) yang berbeda. Nabi s.a.w. bersabda :

"jangan menyengaja dengan shalat kalian pada terbitnya matahari, tidak pula pada tenggelamnya matahari, karena matahari itu terbit (dan tenggelam ) bersama dua tanduk syetan."

Yang dimaksud "Matahari itu terbit bersama dengan dua tanduk syetan" ialah "matahari terbit diantara dua tanduk syetan", sebagaimana terdapat dalam riwayat Abu Dawud. Artinya, pada saat matahari terbit itulah syetan menampakkan dirinya di ufuk timur.

Pada saat demikian para budak syetan (kaum Kafir) melakukan sesembahan. Itulah sebabnya kita dilarang melakukan shalat di saat tersebut, supaya shalat kita tidak bersamaan dengan ritual sesembahan kaum kafir, sekaligus tidak pula bersamaan dengan kemunculan syetan.

WAKTU TERBAIK
Sebenarnya Shalat dhuha tidak harus dilakukan persis di saat matahari setinggi tombak. Anda boleh pula menundanya hingga menjelang waktu zhuhur. Sebab, waktu shalat dhuha memanjang hingga menjelang masuknya waktu zhuhur (tergelincirnya matahari).

Bahkan, Jika Anda ingin yang terbik, hendaknya menunda Shalat Dhuha hingga berlalunya seperempat hari (sekitar pukul 09.00 Istiwa'). hal ini di dasarkan hadis Nabi s.a.w :

"Shalat para pentobat (Shalat Dhuha) adalah ketika para bayi unta sedang kepanasan (lalu meringkuk di bawah tubuh induknya)." (Riwayat Muslim)

Dengan demikian, kalau waktu dalam sehari dibagi menjadi empat, maka pada tiap-tiap perempatnya terisi dengan shalat. pada perempat pertama diisi dengan shalat subuh, perempat kedua dengan shalat dhuha, ketiga dengan Shalat Zhuhur, dan perempat terakhir dengan Shalat Ashar.

Demikian, Semoga bisa bermanfaat.

Categories:

0 Responses "KEUTAMAAN SHOLAT DHUHA"